Kamis, 05 Juli 2012

Senandung Cinta Beda Agama

Sayup-sayup terdengar denting lonceng gereja dari balik jendela kamar. Aku menikmati suara itu sembari duduk didepan laptop yang sedang kucumbui sedari siang. Ku lirik kalender yang berada disudut kamarku, dan..... 
    "ooooohhhh, ternyata sekarang tanggal 24 Desember..."kataku pelan.
     "hhhhhmmmmm....." ku mengela nafas agak dalam sambil memejamkan mata.

Memoriku terbang kembali kemasa ditahun 2010 silam. Saat-saat dimana aku memperjuangkan cinta diatas keyakinan yang berbeda. Awalnya memang indah ketika kami memadu kasih bersama. Tak peduli dengan banyak suara diluar sana yang mengatakan jika cinta kami akan sia-sia di kemudian hari. Kami saling mencinta, kami mampu membangun rasa toleransi untuk setiap kegiatan yang berhubungan dengan keyakinan kami masing-masing. Ratusan hari kami lalui bersama, merenda waktu dengan tawa, canda, dan air mata. Hingga suatu sore, ditemani semilir angin pantai, sambil menimati senja yang merona jingga, dia berkata jika hubungan ini memang cepat atau lambat pasti akan berakhir. Dan kala ia berkata seperti itu, aku hanya mampu terdiam, dan perlahan aku mennganggukkan kepala pertanda setuju untuk mengakhiri hubungan ini. Aku paham, meskipun Tuhan memang satu, namun kita diciptakan berbeda. Dan aku belajar ikhlas untuk melepas apa yang menjadi keinginan ku kala itu. 

Tersentak aku dari lamunanku ketika ibu mengetuk dari balik pintu kamarku. Aku segera tersadar ketika suara lonceng gereja yang tadi terdengar sayup-sayup dari dalam kamarku kini sudah menghilang, tergantikan suara adzan Magrib yang berkumandang dari masjid kompleks rumah. Kini aku sudah kembali berada ditahun 2012, dan tak terasa semua kenangan itu sudah berlalu dua tahun yang lalu. Aku segera bangkit dari tempat duduk, dan mengambil air widhu untuk menunaikan shalat.

       "Huuuuffffffffttt.... entah dia sekarang sedang apa, bersama siapa, dan bagaimana rupanya kini. Semoga kau baik-baik saja dimana pun kau berada kini......" gumam ku dalam hati :)

-26031987-